Desingan
angin melambai di depan kelopak mataku..
Bahkan
seringkali menyapaku dalam sepi dan senyapku...
Sejuk,
tenang dan damai jiwaku..
Meniupkan
muara kasihmu, hingga sampai jauh di dasar hatiku...
Aku
termenung dan terpaku
Seketika
terbayang sosok dirimu...
Waktu
demi waktu
tak ada lelah yang melebihi indahnya
senyummu..
Tak
ada lara yang melebihi dalamnya nasihatmu...
Dan
tak ada air mata tanda engkau menyerah jalani langkahmu...
Bunda...
Terimakasih telah menjadi mentari dalam dunia ini..
Kau pancarkan cinta dan kasih tiada
henti...
Hingga kini ku di sini
Di dunia yang begitu menantang
diri..
Karena do’a dan cinta yang kau beri
Aku
bahagia berlari dan terhenti menanti mimpi...
Bunda...
Tapi
terkadang aku terlalu asyik dengan duniaku..
Hingga
bola matamu kian mengisyaratkan padaku
Bahwa
engkau merasa sepi ...
Bunda...
Tiap
malam kau berdiri di atas sajadahmu
Dengan
segenap keteguhanmu..
Kau
lantunkan nada-nada do’a pada Yang Kuasa..
Berharap
buah hatimu kelak tumbuh menjadi kebanggaan..
Air
mata terurai deras membasahimu
Kala
hidup kian melaju penuh duka
Tapi
kau berkata
Bahwa
kau harus tetap tegar disamping anak-anakmu...
Bunda...
Aku
tau kuasa menghapus air matamu... aku tak mampu...
Aku
terlalu takut bunda...
Tapi..
Aku
pun khawatir... gemetar diri ini
Aku
takut kehilanganmu..
Karna
waktu terlalu singkat hingga aku jarang memelukmu...
Bunda...
Sungguh ku ingin memelukmu dan
merasakan kehangatanmu...
Ingin ku tersungkur di hadapanmu
Tuk berkata...
Bunda... aku begitu menyayangimu..
Bunda... maafkan kesalahanku yang
pernah menyayat hatimu...
Saatku marah dan kasar kepadamu...
Bunda... kaulah cinta terindah dalam
taman duniaku...
Bunda... kaulah malaikat tak
bersayap
Yang selalu hadir menebarkan cinta
sepanjang hayatku...
Bunda..
Kau
pasti ingat saatku merintih...
Bunda..
aku sakit.. aku ingin ditemani bunda...
Aku
tidak ingin lama-lama dalam kesakitan...
Bunda..
kapan aku sembuh? Aku tidak kuat...
Rintihanku
tak pernah jadi beban untukmu...
Justru
kau menangis dan menangis
Menadahkan
tangan mendoakan anakmu..
Kala
kesakitan menjalar ke tubuhku...
Dan
kau rela menghabiskan waktu untuk merawatku...
Tapi
bunda...
Kala kau sakit
Perhatianku tak sepenuh
perhatianmu...
Tak seperti belaian tanganmu yang begitu
lembut merawatku
Bahkan kau tetap terlihat cerah
secerah mentari..
Maafkan aku bundaa... maaf...
Ya
Rabbii....
Jagalah
bunda dalam tiap detik langkahnya...
Luapkanlah
cintamu dalam hidupnya...
Jangan
biarkan ia terus menangis dan bersedih
Karna
ku tau dia adalah wanita terhebat...
Wanita
setangguh baja dan selembut kapas..
Dialah
wanita penghuni syurga-Mu yang terbaik...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar