Jumat, 27 Januari 2017

“Potensi Pemuda dan Ekonomi Kreatif dalam Pekan Raya Jakarta“


Oleh : Ida Nuraini
(Telah diikutsertakan dalam lomba EconoChanel Writing Competition 2 2016 FE UNJ)

Indonesia sebagai negara yang memiliki 62,4 juta pemuda atau sekitar 25% dari jumlah penduduk (Data BPS tahun 2015), tentu memiliki peluang besar untuk menjadi negara yang maju. Sebab, pemuda adalah aset yang berharga dan potensial dalam pembangunan negeri. Di tangan pemudalah arah bangsa ini akan ditentukan. Pemuda dengan segala impian di masa depan perlu menempatkan kemajuan Indonesia sebagai salah satu impiannya. Sebab, kelak pemudalah yang akan menggantikan para petinggi negeri untuk memimpin serta menjadi pelaku perubahan bagi Indonesia.
Jika dahulu pergerakan pemuda untuk Indonesia berupa pergerakan Budi Utomo, menggagas proklamasi kemerdekaan, Sumpah Pemuda serta perjuangan lainnya di masa sebelum kemerdekaan, maka di tengah globalisasi ini peran pemuda harus lebih dari itu. Sebab, yang dihadapi oleh Indonesia saat ini lebih berat. Globalisasi tengah mengajak Indonesia untuk memecahkan berbagai permasalahan guna meningkatkan daya saing dan mengejar ketertinggalan. Jika berbicara globalisasi, maka dua permasalahan yang perlu mendapat perhatian ialah ekonomi dan budaya. Mengapa? Karena ekonomi menjadi salah satu tolak ukur  kemajuan, kesejahteraan serta pembangunan negeri. Kemudian, banyak fakta miris terkait kebudayaan. Seperti hilangnya 14 bahasa daerah, 10 kebudayaan Indonesia yang diklaim Malaysia, baru sekitar 2.108 warisan budaya tak benda yang sudah dicatat serta masalah lainnya yang membuat eksistensi budaya di tengah modernisasi ini menjadi menurun.
Di sinilah para pemuda perlu mengambil peran nyata. Peran pemuda dalam menyelesaikan kedua permasalahan tersebut bisa dimulai dengan membangun ekonomi melalui kekayaan budaya di daerah masing-masing. Bagaimana ekonomi dan budaya bisa dipadukan? Yakni melalui ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif merupakan pemanfaatan ide berdasarkan aset kreatif dan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan potensi ekonomi. Ekonomi kreatif dan kebudayaan memiliki keterkaitan yang kuat. Segala sektor ekonomi kreatif bisa diciptakan dengan mengangkat unsur kebudayaan di dalamnya, sehingga perkembangan ekonomi bisa sejalan dengan peningkatan eksistensi budaya.
Jakarta sebagai pusat kota memiliki potensi ekonomi kreatif yang tinggi. Melalui Pekan Raya Jakarta (PRJ), Jakarta bisa menjadi pioner dalam mewujudkan pengembangan ekonomi kreatif berbasis kebudayaan lokal. PRJ sebagai agenda tahunan yang menghadirkan pameran seni, menampilkan produk-produk UMKM hingga perusahaan-perusahaan besar hingga hiburan lainnya menjadi daya tarik semua kalangan. Namun, bagaimana peran pemuda di dalamnya? Dalam pelaksanaan PRJ ini, pemerintah daerah serta pihak penyelenggaran perlu menjadikan komunitas dan organisasi pemuda setempat sebagai mitra kerja sama. Banyaknya komunitas dan organisasi pemuda Jakarta bisa menjadi kekuatan dalam menyebarluaskan kegiatan ini, baik dari awal maupun hingga kelanjutan kegiatan.
Banyak posisi yang bisa ditempati oleh pemuda. Pemuda Jakarta bisa menjadi duta budaya  dan ekonomi kreatif di dalamnya. Dalam konteks budaya, pemuda bisa membantu menjadi kepanitiaan yang menyusun keberlangsungan kegiatan, membantu mempromosikan kegiatan ini melalui media sosial secara massif dan kreatif hingga terlibat langsung dalam pagelaran seni budaya yang ditampilkan. Dalam konteks ekonomi kreatif, para pengusaha muda yang bergelut di bidang industri kreatif bisa turut memasarkan produknya. Dengan memadukan peran pemuda dikedua aspek tersebut, ke depannya pemuda menjadi semakin merasa memiliki Pekan Raya Jakarta, yang kemudian membuatnya berpikir jauh untuk membuat pembaruan tiap tahun, hingga berdampak pada revolusi mental. Revolusi mental di sini maksudnya, pemuda terbiasa dekat dengan budaya, yang kelak akan dikembangkan dan dituangkan dalam ekonomi kreatif. Selain itu, Pekan Raya Jakarta ini bisa menjadi kegiatan percontohan bagi daerah lain dalam hal menguatkan perekonomian melalui pelestarian budaya lokal. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar