Jumat, 30 Januari 2015

Sedih? Jangan Keterusan. Ayo Senyum!

Hallo para pembaca yang baik hatinya...
Bacaan kali ini mungkin lebih mengarah pada hal yang biasa kita lewatin selama ngejalanin hidup super penuh cerita ini.
Pasti pernah kan ngerasain sedih? Sedih sejadi-jadinya? Pasti. Hidup ini emang udah satu paket lengkap. Ada sedih, seneng, ketawa, dan nangis. Porsinya pun udah diatur sama Yang Maha Menghidupkan. Gak bisa dikurangi, gak bisa ditambahin (gak kaya porsi makan) *eh. Hehehe. Lupakan. Sedih sama nangis, mereka temenan kan? Kalau perasaan, jiwa lagi sedih, dua pasang mata jadi hal pertama yang paling peka. Simpanan di balik mata (uang tabungan kali) langsung deh tuh tumpah ruah, udah kaya aliran sungai yang muaranya kaya tetesan embun. Emang iya? Iya tuh buktinya kalau nangis, udah sampe pipi, ngambang tuh setetes airnya, antara mau jatuh atau mengering di pipi? Jadi kaya setetes embun yang bergelayut manja. Yang gak enak si kalo masuk ke mulut. Rasanya bukan setetes embun yang jatuh, tapi bagai nelen air laut. Asin kan? Nah tuh kan jadi kejauhan bahas air matanya... Bukan tentang air matanya loh padahal. Yuk, kembali ke topik.
Gini loh. Sekedar pengalaman pribadi aja si. Bukan mau ngajarin atau paling bener. Kan Yang Maha Benar hanya Allah. Jadi, kalau salah ya dimaklumin aja ya :)
Sedih itu banyak sebabnya. Sedih karena kecewa sama diri sendiri, kecewa karena orang lain, karena disakitin, kehilangan, atau nyasar di jalan (pengalaman nih). Hehehe jadi gak serius lagi kan. Yaa intinya apa pun sebab kesedihan, yang pasti keadaan hati lagi gundah, gak karuan, sakit, butuh temen cerita, butuh tempat yang tenang, butuh bahu untuk bersandar, butuh pelampiasan juga. Sedih tuh bisa bikin orang emosi juga loh ternyata. Mungkin, kalau kita lagi sedih kita gak mau diganggu dulu misalnya. Sedikit aja orang ngeganggu, sensinya muncul deh tuh. Sedih pun bikin kita jadi orang yang mau banget diperhatiin. Entah sama orang tua, kakak, sahabat atau sang idaman mungkin. Hehehe.

Kalau halnya sedih karena merasa sedang jatuh sejatuh-jatuhnya gimana? Harus bangkit kan? 
Hidup ini emang nyatanya seperti roda berputar. Saya selalu percaya itu. Keadaan kita gak selamanya di atas. Selalu ada porsi buat di bawah. Atau, di tengah -tengah antara atas dan bawah. Hidup ini rasanya berubah-ubah. Kita gak pernah bisa nebak setiap berapa jam, hari, minggu atau bulan dan tahunkah rasa hidup itu bergantian. Saking rahasianya skenario Allah. Karena kita gak pernah tau, kita sebagai tokoh skenario-Nya harus menguatkan hati dan diri untuk siap terjatuh. Jangankan terjatuh, buat jadi orang yang di atas pun kita butuh persiapan. Jatuh itu emang sakit, pake banget. Gak semua orang bisa nerima keadaan saat jatuh. Gak semua orang juga bisa bangkit secepat mungkin. Ya, anggap aja kita lagi ngedaki buat sampe atas perlu merangkak, kesandung dan turun lagi, tertatih, dilembabi oleh hujan air mata, rasa lelah berlebihan dan semua itu manusiawi. Sekuat apa pun orang itu, ada saatnya dia di titik terlemah. Dan saat itu, kita akan tau, siapa yang sejatinya jadi langit untuk kita. Ya, seperti langit, tetap ada kala terang, mendung, hujan dan petir menyambar bahkan badai sekali pun. Yang utama dan paling utama gak pernah pergi, Allah pastinya. Seburuk apa pun kita, separah apa pun kita terjatuh, Allah selalu menolong hamba-Nya. Laa tahzan, innallaha ma'anaa. Begitu firman-Nya. Sebuah firman yang bermakna sangat dalam untuk hidup saya. Yang selalu menjadi spirit luar biasa. Uluran tangan Allah pun datang melalui orang terdekat. Orang tua dan sahabat, itu yang seringkali menjadi tangan Allah untuk saya. Tangan-tangan yang selalu menggandeng dan menarik saya sekuat mungkin untuk bangkit.

Beberapa hal yang biasa saya lakukan saat dirundung rasa sedih, galau dan gelisah :
- Wudhu, shalat, tilawah, dzikir dan ngadu sama Allah (Intinya hablun minallah)
Luapin aja semua isi hati, semua rasa sakit dan gundah, anggaplah Allah ada di dekat kita, memeluk erat kesedihan kita dan mengisi hati kita dengan kekuatan. Kita emang gak melihat Allah, tapi Allah selalu tau saat hamba-Nya lagi terpuruk dan tersungkur di hadapan-Nya. Jadi, bayangin sebisa mungkin saat tangis membludak (nangis emang luapan sakit dan sedih yang bisa bikin lega) kita bener-bener lagi curhat sama Allah. Minta dipeluk erat sama Allah. Rasain dan cobain deh pasti Allah bener-bener hadir di hati dan di samping kita. Ini yang pernah saya ucapkan sambil berurai air mata "Ya Allah... Yaa Rabbi, aku tau, Kau begitu dekat dengan hamba-Mu. Kau penuh kasih dan cinta untuk hamba-Mu. Aku yang begitu kecil di hadapan-Mu, mengemis belas kasih-Mu, meminta pelukan kekuatan dari-Mu, meminta perlindungan-Mu dari segala kesakitan yang dan kesedihan yang dapat merobohkan imanku dan menjauhkanku dari-Mu. Yaa Allah, sakit rasanya, sedih rasanya, hanya Kau yang tau seperti apa gambaran hati dan diriku saat ini. Jangan tinggalkanku, meski seburuk apa pun diri ini. Aku meminta kekuatan dari-Mu, aku memohon pelukan yang menguatkan hati dan ragaku yaa Rabb. Jangan biarkan aku larut dalam sedihku. Jadikan aku orang yang selalu tersenyum saat terjatuh. Jangan surutkan cahaya-Mu di saat sedih menimpaku..." dan semua kalimat yang bikin tenang, luapin semua. Aduin ke Allah. Allah setia mendengarkan dan memberi cahaya-Nya. Percayalah. Allah takkan membiarkan hamba-Nya bersedih terlalu lama.

-Cari lagu, quotes, atau inspirasi apa pun dari media apa pun
Terinspirasi dari sebuah lagu oleh Ali Sastra "Tuhan Tau Kita Mampu"
"Saat kau terpuruk, dan terjatuh, pakai pundakku dan kita lawan terpuruk itu. Karena Tuhan tau, kita mampu, kita mampu. Saat beban penuh di pundakmu, pakai pundakku dan kita bagi bebanmu itu. Karena Tuhan tau, kita mampu, kita mampu."
Begitu kurang lebih liriknya. Sebuah lirik yang seringkali kunyanyikan kala aku merindukan sosok sahabat yang kubutuhkan kala deraian air mata membanjiri kesedihan, saat ujian datang bertubi-tubi. Kita boleh menikmati lagunya tapi harus diselipin semangat buat bangkit.

-Hadirkan sosok sahabat
Sahabat emang tangan dari Allah yang nyata juga. Sejauh apa pun jarak sama sahabat, kalau udah menyatu hatinya pasti terasa deket. Biasanya, saya cukup sms atau bbm. Pasti si sahabat tau apa yang sedang saya rasa. Dia gak nanggung-naggung gunain cara yang magic dan bikin saya semangat lagi. Entah lewat sms kata2 semangat, nyanyian lagu lewat whatsapp, dan kalau ada waktu bahkan ketemu seharian pun berasa baru satu jam. Saking banyak yang diluapin. Ya, kalo lagi jauh palingan cuma modal sms, lama kelamaan juga ilang sedihnya. Sahabat selalu bilang "Hadirkan gua di samping lu. Raga kita emang jauh tapi kita satu hati, kita dekat lewat hati. Dan bayangin gua nepuk pundak lu dan berkata 'Da, ayo semangat!! Ada gua di sini. Ayo tersenyum, hapus air matanya, ganti dengan tawa'. Yaa, persahabatan yang karna Allah emang gak pernah lapuk dimakan usia. Gak kenal kekurangan, gak kenal jarak, gak kenal masa, tetap aja saling mengisi dan melengkapi semua rasa di hidup ini. Love you sahabat-sahabat tersayang :*

-Nulis sebagai ekspresi atau pelampiasan
Biasanya, kalau lagi sedih saya juga suka banget nulis. Nulis emang cara ampuh yang bisa nerjemahin keadaan hati, beban terasa berkurang karena terlampiaskan dan jadi jejak kehidupan sendiri buat saya sebagai tanda bahwa saya pun orang yang selalu butuh motivasi saat jatuh. Daripada lampiasannya hal-hal buruk, mendingan nulis. Untung-untung jadi karya yang memotivasi para pembaca. Dengan nulis, kita bisa jadi apa pun yang kita mau. Gak peduli apa pun yang lagi kita rasain, yang penting jari terus aja ngukir.

-Cari kesibukan lain
Jalan-jalan, nonton film atau baca buku, itu juga bisa jadi cara mengurangi kesedihan. Gak cuma itu, ikut kajian, training motivasi dan kegiatan kampus apa pun bisa bikin kita lupa sama yang namanya sedih dan terpuruk. Udah.... Lupain semua sedih... Jalani hari yang bahagia dengan orang-orang yang selalu menginspirasi. Kita berhak bahagia dengan cara yang kita mau, namun gak merugikan orang lain.

-Mulai deh, penuhin hati dengan tekad buat ngedaki sedikit demi sedikit
Apa pun cara ngilangin sedih, harus tetep diisi hati kita dengan tekad buat bangkit. Hati emang gak keliatan, tapi kalo lagi sedih tuh imbasnya ke mana-mana. Ke raga pun gak aneh lagi. Makanya, kalo lagi sedih, hati kita butuh suplemen yang bisa bantu buat ngilangin sedihnya. Ayo... tekadkan hati untuk kuat dan bangkit. Gapapa, ngomong aja sendiri sambil pegang dada kita dan katakan "Aku pasti kuat, aku kuat dan aku akan bangkit. Tinggalkan rasa sedih dan sakit, maka semua akan baik-baik saja. Ya, Kuat!!! Bismillah."

Itu baru beberapa cara sih buat gak sedih lagi. Masih banyak. Kepanjangan kalau ditulis semua. Yang terpenting, semua orang pasti dikasih talenta sama Allah buat ngilangin sedih. Tinggal gimana kita mau gali dan nemuin talenta itu.
Ayooo... Jangan bersedih. Allah tau kita mampu. Ujian harus kita lewati biar kita lulus dan naik level. Kita punya akal untuk berpikir bangkit, kita punya tangan untuk mengusap air mata, kita punya kaki untuk mendaki ke puncak kebangkitan, dan kita punya hati yang kuat untuk menepis segala lara. Semangat kawan! Allah menyiapkan ujian baru di jalan sana. Bertahanlah dan yakinlah bahwa pahit dan manis hidup ini akan terbayar kelak. Janji Allah itu pasti. Jangan bersedih, jangan bersedih dan jangan bersedih. Tersenyumlah :)

Sekian.... Semoga Anda tersenyum :)

Selasa, 27 Januari 2015

Perahu Kertas

Aku suka menyaksikan hujan.
Kini,
aku pun suka menyaksikan perahu kertas
yang melaju tepat di depan mata.
Tak mau sedetik pun terlewatkan
Maka banyak lembaran lusuh yang kusampaikan
agar perahu kertas pergi membawanya...

Perahu kertas...
Ku titipkan milyaran harapan ini
Agar sampai pada pelabuhan yang tepat.
Juga bawalah lembaran kisahku
dari ukiran pena tiap harinya.
Saat lelah,
Janganlah menenggelamkan diri
Namun menepilah sejenak.
Kau butuh waktu untuk menepis
beratnya kisah yang kau bawa.
Tepatnya bukan membuang jauh kisah itu
Namun, hapuslah bayangan beratnya.
Karena sesungguhnya kisah itu
adalah warna-warni terindah dalam berlabuh.
Ku yakin,
kau akan memahami
mengapa ku ingin kau bawa kisah itu.

Written by : @NurainiIda

Pemuda Adalah Harapan

Negeriku...
Aku seringkali bermimpi dan berimajinasi
bahwa kau adalah istana yang megah.
Tak hanya megah,
kau pun membuat rakyat begitu cinta untuk singgah.
Namun,
sampai saat ini imajinasiku melambung jauh...
Entah kapan akan terwujud?

Pemuda...
Ya, aku adalah pemuda di negeri ini.
Berkelana di atas gemetar dan rintihnya negeriku.
Berjalan saja rasanya sakit
Bagaimana bisa aku berlari cepat
dengan melupakan mereka yang juga senasib?
Tidak...
Aku tidak mau berlari sendiri.
Aku tak ingin kelak menjadi sebatang kara
yang tinggal menunggu waktu.

Aku ingin rakyat negeri ini bak tetumbuhan
dalam kebun keindahan dunia.
Tumbuh dan mekar, menebar wangi berjuta manfaat.
Maka, pemuda harus hadir terdepan
sebagai cahaya harapan.
Cahaya harapan yang menyudahi
perihnya negeri tercinta.

Pemuda harus memahami
Pemuda harus menekadkan diri
Pemuda harus menyatukan tangan dan kaki.
Negeri terus bernyanyi
begitu sendu bak lantunan kepedihan.
Pemuda...
Bersiaplah....
Gunakan setiap tetes keringat
Gunakan setiap ayat ilmu
Gunakan setiap akal lincah
untuk membangunkan negeri ini
dari tidur yang terlalu lama.
Aku takut, mimpi buruk
akan terus nyata....

Senin, 05 Januari 2015

Cinta

'Cinta' adalah fitrah yang Allah tumbuhkan dalam tiap ruang hati manusia.
Ia adalah keajaiban dari Allah yang mampu menghadirkan jutaan cahaya.
Cinta mampu mengetuk hati manusia menjadi hamba yang beriman dan mencintai Allah.
Cinta mampu menepis segala sakit menjadi kekuatan untuk bangkit.
Cinta mampu menghadiahkan bahagia tanpa diminta.
Cinta mampu memahami tanpa meminta banyak bicara.
Dan... Cinta mampu memberi apa yang kau butuhkan dalam tiap sisi kehidupan.
Cinta tak butuh segala kesempurnaan dalam dirimu.
Yang namanya cinta, maka yang terasa hanyalah ketulusan. 
Dengan ketulusan, segala kekurangan menjadi kesempurnaan melebihi segala yang nampak oleh mata.
Kita punya kewajiban menjaga cinta sebagai fitrah yang indah dan abadi.
Menjaga cinta berarti membiarkan ia tumbuh semestinya dalam hati, dihiasi untaian do'a kala cinta belum mampu diraih, dikuatkan dengan iman, dijemput tanpa paksaan, menanti penuh setia, dan tanpa syarat untuk hadir sebagai  pelengkap hidup.
Cinta tak pernah salah.
Ia hadir pada siapa pun, dalam keadaan apa pun.
Tak pandang usia, tak pandang masa.
Cinta bukan sebuah kebetulan belaka.
Cinta adalah anugerah yang sengaja Allah tebarkan di bumi.
Sejatinya cinta, kebersamaan adalah takdir bahagia yang menggariskan cinta.
Mengikhlaskan juga bagian dari cinta yang tulus. 
Berarti, kita menerima jalan dan takdir cinta yang sesungguhnya.
Yakinlah, suatu saat nanti cinta sejati akan merangkul dan memeluk erat semua harapan dan usahamu.
Betapa indahnya jika do'a menjadi kekuatan cinta saat jarak memisahkan.
Dan betapa indahnya saat kita menjaga cinta yang kita harapkan akan menjadi abadi, menemani kisah hidup menuju jannah-Nya.
Menantilah cinta yang menjadi do'a dalam sujudmu dengan iman dan kesabaran.
Dan jemputlah cinta yang selama ini kau tulis di langit harapanmu.