Jumat, 27 Januari 2017

“Membuat Hijrah Semakin Berkah”

Essai “Hijrah”
“Membuat Hijrah Semakin Berkah”
Oleh : Ida Nuraini
(Arsip : Syarat seleksi Duta Muslimah UNJ 2016)

“Hijrah tidak akan terhenti hingga terputusnya pintu taubat, dan pintu taubat tidak akan terhenti hingga matahari terbit dari barat.” (HR Abu Dawud). Ini lah hijrah, jalan yang begitu panjang dan penuh ujian hingga waktu yang tersedia begitu luas. Ini lah hijrah, yang di sana kita akan menemukan terangnya cahaya di atas cahaya. Di sana lah jalannya manusia-manusia yang terpanggil hatinya untuk menghapus masa kelamnya menjadi masa terangnya.
Siapa sih orang yang berhijrah itu? Ini dia sahabat, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang beriman dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Mah Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Baqarah : 218). Orang yang berhijrah tentu amat mengharapkan ampunan, maaf dan rahmat dari-Nya. Orang yang berhijrah juga ia yang haus akan petunjuk menuju jalan kebaikan karena ia sesaat pernah berjalan di jalan yang membuatnya terjerembab dalam kesalahan dan penyesalan.
Tidak ada manusia yang hidup tanpa butir kesalahan. Jika kita bisa melihat kertas kehidupan kita, mungkin kita akan menangis dan kesal sebab banyak coretan lupa, khilaf dan salah. Mungkin warnanya mengalahkan tinta emas kebaikan yang kita torehkan. Karena, sejatinya hidup ini adalah perjalanan panjang yang akan mengantarkan kita ke rumah tempat kembali. Dan dalam perjalanan ini, kita hanyalah manusia biasa yang tidak terbebas dari godaan. Kita hanya insan biasa yang memerlukan banyak alarm sebagai pengingat.
Siapa sih orang yang tidak pernah mempunyai masa kelam? Masa-masa di mana seakan hidup tiada makna dan hati terasa hambar. Waktu di mana seakan kita buta, bisu dan tuli atas kesalahan yang menggerayangi diri. Astaghfirullah. Saat-saat yang mungkin kita akan menangis dan kecewa mengingatnya. Namun itulah jalan yang kita lalui. Itulah kisah yang membuat kita banyak belajar. Itu lah batu loncatan yang mengantarkan kita pada jalan hijrah penuh hikmah. Jalan hijrah yang Allah berikan di atas hidayah bagi yang mau menjemputnya. Dimensi waktu yang menjelma kelam menjadi terang.
Namun bagaimana jika kita sudah berada di tengah jalan hijrah, justru ujian bertubi-tubi? Jasad tertatih melangkah, hati lelah, dan pikiran seakan kacau. Haruskah kita berbalik arah? Eitss, tidak sahabat. Jangan sekali-kali lakukan itu! “....Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (Q.S Al-Insyiraah : 5-6) . Nah, begitulah kalimat cinta-Nya menguatkan diri kita atas kesulitan yang kita hadapi, sampai Allah mengulangi firman-Nya. Tahukah bahwa ujian di tengah proses hijrah adalah salah satu jembatan menuju keberkahan hijrah? Mengapa? Sebab, jika kita lulus dalam ujian ini, hijrah kita tidak hanya berhasil. Namun, Allah akan meninggikan derajat kita, semakin mencintai dan melindungi kita serta meridhoi tiap langkah kita. Di sana lah derasnya keberkahan akan terus melimpah.
Lalu, selain meminta kekuatan dalam menghadapi ujian, bagaimana lagi ? Nah, selama proses hijrah, daripada kita mengeluh akan ujian, lebih baik mengisi hari-hari hijrah dengan hal yang positif. Pertama, lihat kembali niat kita dalam berhijrah. Koreksi dan perbaiki jika kita sudah salah niat. Niatkan lah untuk Allah, lillah. Bukan karena ingin dilihat orang, bukan karena harta, tahta dan dunia. Selanjutnya, seringlah berkumpul dengan sahabat-sahabat yang baik dan selalu mengingatkan dalam kebaikan. Ini bukan berarti memilih-milih teman dan tidak mau berteman dengan yang belum baik. Sebagai orang yang di tengah hijrah, tentunya kita membutuhkan banyak asupan dan lingkungan yang baik. Di sini lah kita membutuhkan sahabat karib yang menyayangi dan menemani langkah hijrah kita. Namun bukan hanya sahabat, kita juga perlu mendapat saran dari orang tua, guru dan mentor. Mereka semua lah yang menjadi tangan-tangan Allah untuk membantu hijrah ini. Selain itu, seringlah mendatangi majelis ilmu yang di sana kita akan belajar banyak hal dan mendapatkan motivasi besar dalam berhijrah. Karena, berhijrah pun butuh ilmu yang nantinya akan kita jadikan amal.
Selama berhijrah, kita juga bisa sambil berdakwah. Dakwah bisa dimulai dari hal kecil yang sudah kita tahu dan kita jalani loh. Bisa ke teman dekat, keluarga dan saudara. Jadi, kita akan bareng-bareng merasakan atmosfer kedekatan dengan Allah hingga jalan hijrah kita semakin berkah dan mantap. Ada lagi nih. Kita harus pandai membuat targetan perbaikan diri. Baik dalam hal ruhiyah, jasadiyah, akhlak, intelektual dan hal lainnya yang mencakup diri kita. Dengan begitu, jalan hijrah kita menjadi terarah dan kita bisa melihat sendiri perubahannya.
Untuk beristiqomah di jalan hijrah, teruslah membuat tekad dan prinsip yang kuat. Teruslah isi jalan hijrah ini dengan bekal-bekal yang cukup. Niscaya, Allah akan memberkahi dan menyematkan keistiqomahan dalam diri. Manfaatkanlah jalan hijrah dan taubat sebagai ruang-ruang cinta-Nya yang penuh keberkahan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar